Iklan
![]() |
| Plt Ketua PA Aceh Singkil Sarbaini dan Pengurus Lainnya Serta Mahasiswa Aceh Singkil Ngopi Bersama Wakil Bupati, Hamzah Sulaiman, (Istimewa) |
Opini Politik: Oleh: *Idrus Syahputra*
Banda Aceh kembali menjadi panggung isyarat politik menjelang dinamika baru di tubuh Partai Aceh (PA) Kabupaten Aceh Singkil. Sabtu, (22/11/2025), sebuah foto sederhana—Plt Pengurus Partai Aceh duduk “ngopi” bersama Wakil Bupati Aceh Singkil, Hamzah Sulaiman—diunggah Plt Ketua PA, Sarbini, ke akun Facebook resminya. Namun bagi mereka yang peka membaca arah politik, unggahan itu jelas bukan sekadar momen santai di warung kopi.
Dengan caption “Tetap bersama walaupun beda warna, Singkil punya kita. Wakil bupati ngopi bareng mahasiswa di Kopi Aceh Banda Aceh,” sinyal yang disampaikan terasa lebih dalam dari sekadar kata-kata ringan. Ada pesan politik yang berlapis: kebersamaan, konsolidasi, dan kemungkinan arah baru di tubuh Partai Aceh Singkil.
![]() |
| Tangkapan Layar Postingan Facebook Sarbaini |
*Sinyal Politik dari ‘Ngopi’ Biasa*
Dalam politik, tidak ada pertemuan yang benar-benar kebetulan, terlebih ketika berlangsung di tengah isu hubungan yang dikabarkan mulai mengendur antara Wakil Bupati Hamzah Sulaiman dan Bupati Aceh Singkil Safriadi (Oyon). Sumber-sumber internal pemerintahan menyebut ketegangan itu dipicu soal kebijakan anggaran dan arah pengelolaan birokrasi daerah.
Kalangan politisi di Aceh Singkil, termasuk sejumlah pejabat eselon II dan III, sudah lama mencium aroma disharmoni antara dua pemimpin daerah tersebut. Karena itu, setiap langkah politik Hamzah Sulaiman kini selalu dibaca dengan lensa baru: strategi penguatan posisi menjelang tahun-tahun krusial pemerintahan.
*PA Singkil Menuju Muswil — Siapa Nahkodanya?*
DPW Partai Aceh Singkil dijadwalkan menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) dalam waktu dekat untuk memilih ketua definitif, menggantikan Hj. Asmidar. Dan di sinilah foto “ngopi” itu menjadi relevan.
Hadirnya Plt Ketua PA Sarbini, Plt Bendahara Jirin Capah, dan sejumlah pengurus lainnya bersama Hamzah bukan sekadar kebetulan geografis. Banyak pihak meyakini nama Hamzah Sulaiman mulai menguat sebagai calon ketua DPW PA Aceh Singkil. Namun keputusan itu tentu membutuhkan restu penuh dari Mualem—Muzakkir Manaf—ketua DPP Partai Aceh sekaligus Gubernur Aceh.
Jika restu itu turun, dan Hamzah resmi masuk kursi ketua PA Singkil, peta politik Aceh Singkil akan berubah drastis.
*Hamzah: Dari Birokrat ke Aktor Politik Penuh*
Hamzah Sulaiman bukan wajah baru di ruang publik Aceh Singkil. Mantan Ketua Pengadilan Aceh Singkil ini dikenal sebagai birokrat rapi yang belakangan bertransformasi menjadi politisi dengan jaringan melebar hingga Banda Aceh.
Memimpin Partai Aceh di tingkat kabupaten akan memberikan pijakan politik baru, dan terutama memperkuat posisinya sebagai Wakil Bupati di tengah dinamika hubungan internal pemerintahan daerah. Meski PA tidak memiliki kursi di DPRK Aceh Singkil, kekuatan politik Hamzah justru berada pada kemampuan komunikasi dan akses ke elit-elit Banda Aceh yang dapat mempengaruhi kebijakan strategis daerah.
Dengan kata lain: kekuatan legislatif mungkin minim, tetapi kekuatan lobi dan jejaring — justru besar.
*Kesimpulan: Isyarat yang Tak Lagi Tersamar*
Pertemuan “ngopi” di Banda Aceh itu mungkin terlihat santai, tetapi maknanya jelas: ada percakapan strategis, ada perhitungan politik, dan ada gambaran masa depan baru di Partai Aceh Singkil.
Jika benar Hamzah Sulaiman diproyeksikan untuk memimpin PA Singkil, maka ia akan memasuki orbit politik yang jauh lebih kuat daripada sekadar kursi wakil bupati — sebuah posisi yang bisa menjadi penentu arah pemerintahan Aceh Singkil ke depan.
Satu hal yang pasti: publik dan politisi kini tinggal menunggu babak berikutnya. Dan dalam politik Aceh, tidak ada sinyal yang hadir tanpa pesan.
Menarik ditunggu perkembangannya.


Tutup Iklan