Iklan

Senin, 24 November 2025, 14.56.00 WIB
KESEHATAN

Aceh Singkil Darurat Jentik? Kasus DBD Oktober Naik Lagi

Iklan

Ilustrasi 

Aceh Singkil – Ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menghantui masyarakat Aceh Singkil. Sepanjang bulan Oktober 2025, Dinas Kesehatan Aceh Singkil mencatat peningkatan kasus di sejumlah kecamatan, sebagaimana tertuang dalam laporan resmi pengawasan DBD periode bulanan. Kondisi ini memicu keprihatinan karena tren kenaikan kasus mulai terlihat sejak awal musim penghujan.


Laporan tersebut merangkum jumlah kasus yang dihimpun dari seluruh Puskesmas di Aceh Singkil, termasuk data pemeriksaan laboratorium, jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap, serta penurunan angka bebas jentik pada rumah warga. Peningkatan kasus DBD ini menandakan bahwa pergerakan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus semakin aktif pada bulan-bulan dengan kelembapan tinggi.


*Puskesmas Laporkan Kenaikan Kasus di Wilayah Rawan*


"Beberapa wilayah yang sebelumnya telah masuk dalam kategori rawan kembali mencatat penambahan kasus baru. Meskipun sebagian besar pasien dapat ditangani di fasilitas kesehatan, Dinas Kesehatan menilai tren ini harus direspons dengan langkah cepat untuk mencegah potensi kejadian luar biasa (KLB),"kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Singkil, Mursal , Senin (24/11/2025).


Petugas surveilans kabupaten kata Mursal juga menemukan adanya peningkatan jentik positif dari hasil pemeriksaan ke rumah warga. Kondisi ini menjadi indikasi kuat bahwa siklus perkembangbiakan nyamuk masih berlangsung aktif.


“Tahun 2023 69 kasus, tahun 2024 31 kasus, sejak Januari - Oktober tahun 2025 162 kasus, lonjakan kasus di beberapa kecamatan harus menjadi perhatian semua pihak. Tanpa tindakan pencegahan di tingkat rumah tangga, kasus akan terus meningkat,” Tambah Mursal.


*Fogging Fokus dan Penyelidikan Epidemiologi Ditingkatkan*


Menghadapi peningkatan kasus tersebut, Dinas Kesehatan Aceh Singkil telah menginstruksikan seluruh Puskesmas untuk memperketat langkah pengendalian vektor. Kegiatan fogging fokus dilakukan di titik-titik yang ditemukan kasus positif, disertai Penyelidikan Epidemiologi (PE) untuk memastikan tidak ada penularan lanjutan.


Selain itu, kader jumantik di setiap desa diminta meningkatkan frekuensi pemeriksaan jentik dan melaporkan segera apabila menemukan area dengan persentase jentik tinggi. Langkah ini diharapkan dapat memutus rantai perkembangbiakan nyamuk sebelum menimbulkan kasus baru.


*Imbauan Dinas Kesehatan: Masyarakat Jangan Abai Kebersihan Lingkungan*


Mursal menegaskan bahwa upaya pengendalian DBD tidak akan berhasil tanpa partisipasi masyarakat. Ia mengingatkan bahwa DBD bukan hanya urusan pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama.


Ia menekankan pentingnya gerakan 3M Plus, yaitu:


Menguras tempat penampungan air secara berkala,


Menutup semua wadah yang dapat menjadi sarang nyamuk,


Mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan,


Serta upaya tambahan seperti penggunaan kelambu, obat nyamuk, dan memastikan sirkulasi udara tetap baik di dalam rumah.


“Jangan menunggu ada korban. DBD adalah penyakit yang bisa dicegah jika lingkungan bersih dan tidak ada air tergenang. Setiap rumah harus menjadi benteng pertama dalam memberantas nyamuk,” tegasnya.


*Warga Diminta Waspada Gejala DBD, Segera Berobat Jika Mengalami Keluhan*


Dinas Kesehatan juga meminta warga untuk segera berkunjung ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala yang mengarah pada DBD seperti:


Demam tinggi mendadak,


Nyeri sendi dan otot,


Mual atau muntah,


Bintik merah pada kulit,


Atau penurunan trombosit yang ditunjukkan dari pemeriksaan laboratorium.



Deteksi dini merupakan kunci utama menurunkan risiko komplikasi seperti perdarahan dan syok dengue.


Potensi Kasus Bisa Bertambah Hingga Akhir Tahun


Dengan curah hujan yang diprediksi terus meningkat hingga akhir tahun, Dinas Kesehatan menilai kemungkinan bertambahnya kasus masih terbuka. Oleh karena itu, penguatan koordinasi lintas sektor—mulai dari pemerintah desa, kecamatan, hingga masyarakat—dianggap sangat penting.


“Kenaikan kasus ini bukan hal kecil. Jika tidak dikendalikan sejak awal, risiko kejadian luar biasa bisa terjadi kapan saja, terutama di wilayah padat penduduk,” demikian bunyi peringatan dalam laporan tersebut.

Close Tutup Iklan