Iklan
![]() |
| Kasih (1) dan Surminah (2) Pasangan Suami Istri Kandidat Calon Keuchik Ladang Bisik, Kecamatan Kota Baharu 2025 (Istimewa) |
Aceh Singkil — Pesta demokrasi tingkat kampung di Aceh Singkil tahun 2025 meninggalkan cerita unik yang ramai diperbincangkan warga. Bukan sekedar adu visi dan program, Pemilihan Keuchik Langsung (Pilchiksung) serentak di 26 kampung justru menghadirkan “drama rumah tangga” yang berpindah dari ruang tamu ke bilik suara, Sabtu (20/12/2025).
Di Kampung Labuhan Kera, Kecamatan Gunung Meriah, warga menyaksikan kontestasi yang tak biasa. Azran dan istrinya, Justi Aliana Putri, sama-sama maju sebagai calon keuchik.
Sehari-hari hidup satu atap, berbagi rutinitas dan cerita keluarga, namun di TPS keduanya berdiri sebagai rival dengan nomor urut berbeda.Tak ada calon lain yang ikut bertarung. Pilihan warga pun sederhana namun unik, memilih suami atau istri.
Laporan yang diterima PENAACEH bahwa hasil penghitungan suara menunjukkan Azran unggul dengan 94 suara, sementara Justi Aliana Putri memperoleh 12 suara. Kemenangan itu disambut canda warga, “di TPS boleh bersaing, di rumah tetap harus rukun.”
Cerita serupa terjadi di Desa Ladang Bisik, Kecamatan Kota Baharu. Di kampung ini, Kasih (nomor urut 1) harus berhadapan langsung dengan istrinya, Surminah (nomor urut 2). Lagi-lagi, tanpa kehadiran kandidat lain, Pilchiksung terasa seperti duel keluarga yang disaksikan satu kampung penuh.
![]() |
| Rincian Perolehan Suara di Kampung Ladang Bisik Kecamatan Kota Baharu. (Istimewa) |
Hasilnya cukup telak. Kasih berhasil meraih 252 suara, sementara Surminah mengantongi 33 suara. Warga pun kembali berkelakar, kampanye paling singkat karena visi dan misi sudah lebih dulu dibahas di rumah.
Fenomena “satu atap dua nomor urut” ini menjadi warna tersendiri dalam Pilchiksung Aceh Singkil 2025. Selain mengundang senyum, kisah ini menunjukkan bahwa demokrasi bisa berjalan dekat dengan kehidupan, bahkan menyentuh ruang paling personal sekalipun.
Di balik persaingan di TPS, warga berharap keharmonisan tetap terjaga. Sebab, kursi keuchik memang hanya satu, tetapi kebersamaan dan kekeluargaan tetap jadi fondasi utama kehidupan kampung.


Tutup Iklan