Iklan

Sabtu, 20 Desember 2025, 15.52.00 WIB
ACEH SINGKIL

Bukan Rebutan Remote TV, Tiga Pasangan Suami Istri Malah Rebutan Kursi Keuchik di Aceh Singkil

Iklan

Kasih (1) dan Istrinya Surminah (2) Calon Keuchik Ladang Bisik Kecamatan Kota Baharu, Aceh Singkil Tahun 2025. (Istimewa)

Aceh Singkil – Jika di rumah tangga biasanya suami istri beradu argumen soal acara televisi dan siapa yang pegang remote, suasana berbeda justru terjadi di sejumlah kampung di Kabupaten Aceh Singkil. Pada Pemilihan Keuchik Langsung (Pilchiksung) 2025, beberapa pasangan suami istri memilih “bertarung” bukan di ruang keluarga, melainkan di bilik suara.


Fenomena unik ini tercatat di tiga kampung. Di Kampung Labuhan Kera, Kecamatan Gunung Meriah, warga dihadapkan pada pilihan yang tak biasa. Azran (nomor urut 1) harus bersaing langsung dengan istrinya sendiri, Justi Aliana Putri (nomor urut 2), dalam perebutan kursi keuchik. Meski satu atap di rumah, di TPS keduanya maju dengan nomor urut dan dukungan masing-masing.


Cerita serupa juga terjadi di Desa Ladang Bisik, Kecamatan Kota Baharu. Di kampung ini, Surminah (nomor urut 2) berhadapan langsung dengan suaminya, Kasih (nomor urut 1). Jika biasanya satu suara di meja makan, kali ini pilihan politik justru dibawa ke hadapan masyarakat.


Pilchiksung di Kampung Labuhan Kera dan Ladang Bisik digelar serentak pada 20 Desember 2025, bersamaan dengan pemilihan di 24 kampung lainnya di Aceh Singkil.


Sementara itu, dinamika yang tak kalah menarik terjadi di Kampung Penjahitan, Kecamatan Gunung Meriah. Dari empat calon keuchik, dua di antaranya merupakan pasangan suami istri, yakni Karmiyati (nomor urut 1) dan Muslihudin (nomor urut 4). 


Dua calon lainnya, Salma (nomor urut 2) dan Heri Limbong (nomor urut 3), juga dilaporkan memiliki hubungan keluarga dekat. Warga pun menyebut kontestasi di kampung ini layaknya “dua keluarga besar saling uji kekuatan”.


Namun berbeda dengan kampung lainnya, Kampung Penjahitan tidak mengikuti Pilchiksung serentak. Pemilihan di kampung tersebut diambil alih oleh Kecamatan Gunung Meriah akibat persoalan internal dan dijadwalkan berlangsung pada 24 Desember 2025, atau empat hari setelah Pilchiksung serentak.


Terlepas dari keunikan tersebut, Pilchiksung Aceh Singkil tetap menjadi ajang demokrasi desa. Di balik persaingan yang mengundang senyum, warga berharap siapapun yang terpilih nantinya mampu menjaga keharmonisan—baik di kampung, maupun di dalam rumah tangga.

Close Tutup Iklan