Iklan
![]() |
| BBM Pertalite |
Aceh Singkil – Forum Mahasiswa Aceh Singkil (FORMAS) mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) Aceh Singkil untuk segera mengambil langkah tegas terhadap pedagang nakal yang diduga menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan harga jauh di atas ketentuan resmi di tengah situasi banjir yang masih melanda berbagai wilayah di Kabupaten Aceh Singkil.
Ketua FORMAS, Ahmad Fadil Lauser Melayu, mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan dan menemukan langsung di lapangan adanya praktik penjualan BBM dengan harga tidak wajar. Kondisi banjir yang merusak akses jalan, memutus jembatan, serta menghambat distribusi diduga dimanfaatkan sejumlah oknum untuk mencari keuntungan berlebihan.
Menurutnya, beberapa kecamatan seperti Gunung Meriah, Singkil, Singkil Utara, dan sebagian Danau Paris mengalami kelangkaan BBM akibat sulitnya akses distribusi. Situasi ini membuat sebagian pedagang menaikkan harga BBM hingga berkali-kali lipat dari harga normal.
“Ketika warga kesulitan mendapatkan air bersih, listrik padam, dan akses logistik terputus, muncul pedagang yang menjual BBM dengan harga tidak wajar. Ini bukan sekadar pelanggaran, ini tindakan memperdagangkan penderitaan masyarakat,” tegas Ahmad Fadil.
FORMAS menilai APH Aceh Singkil masih terlalu pasif dalam melakukan pengawasan distribusi energi. Padahal, menurut Ahmad Fadil, situasi darurat menuntut kehadiran aparat untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan BBM tidak dimainkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Negara tidak boleh absen. Penjualan BBM yang diduga mencapai harga antara Rp30 ribu hingga Rp50 ribu per liter adalah bentuk eksploitasi terhadap penderitaan masyarakat. Warga sedang berjuang bertahan hidup, tetapi ada pihak yang memanfaatkan bencana sebagai kesempatan mencari keuntungan besar,” katanya.
FORMAS meminta APH untuk melakukan penyisiran ke titik-titik yang dicurigai menjual BBM di atas harga ketentuan. Penindakan tegas dinilai penting agar praktik serupa tidak terus berulang dan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat yang sedang terdampak bencana.
Selain itu, FORMAS mendesak pemerintah daerah bekerja sama dengan Pertamina untuk memastikan suplai BBM tetap masuk ke wilayah yang terisolasi akibat banjir. Koordinasi yang baik, kata Ahmad Fadil, menjadi kunci agar kelangkaan tidak semakin parah dan tidak memberi ruang bagi pedagang untuk memainkan harga.
Dengan masih banyaknya warga yang kekurangan kebutuhan dasar serta sejumlah desa yang belum sepenuhnya tersentuh bantuan, Ahmad Fadil menekankan bahwa respons cepat dari pemerintah dan APH merupakan satu-satunya cara untuk mencegah keresahan masyarakat semakin meluas.

Tutup Iklan