Iklan

Selasa, 02 Desember 2025, 17.38.00 WIB
ACEH SINGKIL

Deretan Mobil Tangki Air Padati Cingkam, Pemda Aceh Singkil Baru Bergerak Setelah Dikritik

Iklan

Mobil Tangki Air Terlihat Padati Antrian Hendak Membeli Air Bersih di wilayah Solok, Desa Cingkam, kecamatan Gunung Meriah. Senin (2/12/2025) (Istimewa).

Aceh Singkil – Sorotan publik yang semakin deras terhadap krisis air bersih pascabanjir akhirnya memaksa Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil bergerak. Namun ironi tak bisa ditutupi: respons baru terlihat setelah tekanan masyarakat , mahasiswa semakin keras.


Selasa (2/12/2025), antrean mobil tangki di Solok untuk membeli air bersih, Desa Cingkam, Kecamatan Gunung Meriah, menjadi bukti bahwa suplai air bersih baru digerakkan setelah kondisi di lapangan memburuk. 


Mobil-mobil tangki itu datang bukan karena inisiatif terencana pemerintah sejak awal, melainkan setelah donatur, relawan, dan publik memancing atensi dengan kritik pedas atas minimnya aksi nyata selama berhari-hari.


Bahkan armada pemadam kebakaran (damkar) yang kini terlihat ikut mengangkut air disebut baru dikerahkan setelah adanya instruksi mendadak dari pejabat daerah. 


Sumber lapangan menyebutkan langkah itu diambil setelah tekanan publik menguat dan pemberitaan soal kritis air semakin masif ketidakmampuan Pemda memenuhi kebutuhan paling dasar: air bersih.


Di tengah keterlambatan ini, masyarakat kembali diminta berinisiatif sendiri. Warga di Kecamatan Singkil dan Singkil Utara diimbau menyiapkan galon, baskom, jeriken, atau wadah apa pun untuk menampung air bersih saat mobil tangki datang. Sebuah ironi lain, sebab warga bukan hanya menjadi korban banjir, tetapi kini harus menghadapi kekacauan manajemen distribusi.


Aziza, warga Pulo Sarok, menilai respons pemerintah terlalu lambat dan terkesan menunggu tekanan publik.


"Alhamdulillah bantuan air mulai masuk, tapi jujur saja, semua ini baru bergerak setelah media dan masyarakat menyuarakan keras. Terima kasih kepada semua pihak yang mendorong Pemda bangun dari tidurnya,” ujarnya dengan nada kesal.


Krisis air bersih ini menyingkap persoalan klasik Aceh Singkil: pemerintah daerah terlihat selalu bereaksi setelah krisis membesar, bukan mencegah atau merespons cepat sejak hari pertama banjir melanda. 


Warga berharap langkah hari ini bukan sekadar reaksi panik terhadap sorotan publik, melainkan awal dari penanganan yang lebih serius, terstruktur, dan manusiawi.

Close Tutup Iklan