Iklan

Kamis, 28 Agustus 2025, 16.34.00 WIB
ACEH SINGKIL

Unjuk Rasa, Mahasiswa Aceh Singkil dan Simpatisan PT Socfindo Aksi Saling Dorong

Iklan

Potret Aksi Saling Dorong Mobil Mahasiswa dengan Masyarakat Simpatisan PT Socfindo, Lae Butar, kecamatan Gunung Meriah, Aceh Singkil. Kamis (28/8/2025).

Aceh Singkil - Puluhan mahasiswa Aceh Singkil gabungan dari perguruan tinggi unjuk rasa PT Socfindo Lae Butar kecamatan Gunung Meriah, Aceh Singkil. Kamis siang (28/8/2025).


Mereka tampak orasi secara bergantian, mendesak pindahkan pabrik karena sudah bertentangan dengan Qanun Aceh Singkil Nomor 2 tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Aceh Singkil.


"Kami meminta pabrik ini dipindahkan, karena sudah masuk dalam kawasan pemukiman dan sudah bertentangan dengan tata ruang kabupaten Aceh Singkil,"kata koordinator aksi Aidil Syahputra saat orasi.


Pemerintah Aceh Singkil sebelumnya Dulmurid - Sazali) sudah sempat bersurat agar Pabrik dipindahkan, namun sampaikan sekarang belum di indahkan Socfindo.


Selain menyuarakan lokasi pabrik, mereka juga menyuarakan sempadan sungai yang melanggar aturan pemerintah, sudah bertahun menanami kelapa sawit di area sempadan sungai yang dapat merusak ekosistem plora dan fauna.


Selanjutnya mereka menyuarakan HGU PT Socfindo sudah habis pada tahun 2023. Namun hingga saat ini tetap beroperasi,"Katanya.


Pantauan PENAACEH setelah jeda sholat zhuhur unjuk rasa dilanjutkan sebab mereka belum puas karena tuntutan mereka belum direspon pihak perusahaan. Mereka meminta harus ditemui manager perusahaan.


Tidak lama kemudian suasana kian panas sekelompok masyarakat simpatisan PT Socfindo datang terlihat adu dorong sebab perusahaan tidak bisa beroperasi, mobil mengangkut sawit tidak dapat masuk ke pabrik karena mobil pengunjuk rasa langsung di parkir tepat di pintu gerbang.


"Mundur - mundur, kasian supir (Karyawan) tidak bisa masuk ke pabrik, kalau ada masalah silahkan gugat secara hukum,"kata sejumlah masyarakat simpatisan PT Socfindo.


"Kami tidak mau mundur kalau pihak perusahaan terutama manager yang menemui kami di sini,"Tegas Koordinator, Aidil Syahputra .


"Jangan kita (masyarakat) mau dibenturkan pihak koorporasi disini,dan kita tidak ingin berlawanan dengan masyarakat. Kita hanya ingin tuntutan kita diindahkan,"ujar Aidil Syahputra.


Kondisi dilapangan semakin memanas dan sempat mengeluarkan bahasa keras kepada mahasiswa, pihak mahasiswa juga tidak tinggal diam namun tidak terprovokasi meskipun sejumlah mobil pengangkut sawit sudah sempat masuk ke pabrik dan terjadi debat panjang. 


Mahasiswa terlihat tambah semangat ada support dari masyarakat dilokasi aksi mengatakan dengan suara lantang bahwa ditangan Mahasiswa Indonesia semakin hebat.


Selang beberapa jam kemudian baru datang kepala pabrik PT Socfindo Muhammad Novri Rahardian menemui mahasiswa tersebut mendengarkan aspirasi para mahasiswa tersebut.


"Apa yang ingin disampaikan,"tanya Novri


Mahasiswa belum puas karena yang menghampiri mereka setingkat kepala pabrik sementara mereka berkeinginan ditemui manager.


"Bapak kan kepala pabrik, tidak akan dapat memberikan keputusan,"kata Mahasiswa.


Sampaikan saja , nanti akan saya teruskan kepada pimpinan. Jawab Novri.


Kalau kami membacakan tuntutan kami apakah bapak mau menandatangani? "Ya gaklah," kata Novri.


Intinya kami tidak pernah melanggar hukum, kalau pun ada pelanggaran silahkan saja melalui jalur hukum.katanya.


Tidak lama kemudian Novri meninggalkan mahasiswa tersebut.


Terpisah Nopri kepada awak media mengatakan terkait Qanun nomor 2 tahun 2023 tentang RTRW tersebut lokasi pabrik masuk wilayah pemukiman. "Sepengetahuan saya saat ini sedang dibahas,"katanya.


Novri membantah ada upaya adu domba antara masyarakat di lapangan, "kami tidak tau ada sekelompok masyarakat yang mendukung. Kita disinikan berbaur, bisa jadi aksi itu membuat masyarakat juga terganggu,"katanya.


Aksi unjuk rasa tersebut diakui Nopri bahwa perusahaan dirugikan karena terhenti produksi."ya tentu dirugikan,"katanya.


Meski telah ditinggalkan pihak mahasiswa melanjutkan orasinya namun tidak bertahan lama dilanjutkan dialog dengan pihak kepolisian menjaga kondusifitas dan pada akhirnya sepakat menyudahi unjuk rasa.


Namun para mahasiswa tersebut mengultimatum waktu sepekan kedepan, kalau tidak diindahkan akan turun kembali dan menggalang masyarakat lebih banyak lagi. Mereka kemudian membubarkan diri pukul 14.45 WIB.

Close Tutup Iklan