Iklan

Jumat, 10 Juni 2022, 19.38.00 WIB
PERISTIWA

Sempat Hilang, Nelayan Aceh Singkil Ditemukan Tak Bernyawa Mengapung di Perairan Nias

Iklan

Jenazah Asalman Gea (47) Nelayan Ujung Sialit, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil di evakuasi oleh tim Basarnas Nias, Sumatera Utara, Jum'at (10/6/2022). (Istimewa)

PENAACEH Singkil- Sempat hilang selama 10 hari Asalman Gea (47) nelayan asal Ujung Sialit, kecamatan Pulau Banyak Barat akhirnya di temukan, Jum'at (10/6/2022).


Asalman ditemukan dalam kondisi mengapung dan tak bernyawa lagi di perairan Nias tepatnya, di Ono Limbu, Lahomi, Nias, Sumatera Utara sekitar Pukul 14.15 Wib.


Sekretaris Satgas SAR Kepulauan Banyak Yudistira mengatakan, jasad korban ditemukan berdasarkan laporan dari nelayan ke Basarnas Nias, Sumut


Usai menerima laporan itu tim langsung terjun ke lokasi, disana tim menemukan sesosok mayat mengapung dia adalah Asalman Gea berdasarkan ciri-cirinya dari bentuk fisik, pakaian.


Selain itu pihak keluarga membenarkan bahwa yang yang ditemukan adalah keluarga mereka yang hilang beberapa waktu lalu.


" Rencana hari ini, korban akan langsung dievakuasi ke Ujung Sialit,"kata Yudistira.


Informasi yang dihimpun PENAACEH, jenazah tiba kediamannya sore pukul 18.00 wib.


Sebelumnya diberitakan Seorang nelayan Aceh Singkil dilaporkan hilang setelah diterjang ombak besar. Selasa malam (31/5/2022).


Nelayan tersebut adalah Asalman Gea (46) warga Desa Ujung Sialit, kecamatan Pulau Banyak Barat.


Sekretaris Satgas SAR Kepulauan Banyak Yudistira membenarkan kejadian itu, "Benar, kita menerima laporan semalam dari rekan - rekan di ujung Sialit,"katanya Rabu (1/6/2022).


Berdasarkan laporan yang diterimanya dari Rizman Zega warga setempat yang juga sebagai kepala Puskesmas PBB sekira pukul 22.30 wib korban dan dua anaknya Erwin Kristian Gea (27) dan Eliesi Gea (11) berencana membuang air di bagan miliknya kurang lebih 200 meter dari bibir pantai menggunakan perahu kayu.


"Tiba - tiba angin kencang dan ombak datang dan menghantam mereka hingga terbalik,"Kata Yudistira.


Mereka berpencar dan berupaya menyematkan diri dengan cara berenang.


Beruntung saat para korban terombang - ambing sebuah bagan milik Ibezaro Telaumbanua (47) warga setempat lewat langsung memberi pertolongan. Namun upaya mereka tidak maksimal berhasil.


Anak korban yang besar Erwin bersama pemilik bagan berusaha menyelamatkan anak yang kecil Eliesi dan berhasil. 


Setelah itu mereka terus mencari sang bapak pada akhirnya didapati dalam kondisi  telungkup dan tidak berdaya. Karena badai begitu kencang menghantam mereka akhirnya si bapak lepas dari pegangan anaknya setelah dicoba di angkat ke atas bagan hingga kehilangan arah.


Proses pencarian di kondisi darurat itu terus di lakukan mereka namun sang bapak tidak kelihatan lagi.


Tenaga yang sudah terkuras ditambah cuaca ekstrem pada malam hari sang anak dan pemilik bagan akhirnya pulang ke darat memberitahukan kepada keluarga tentang peristiwa yang menimpa mereka di tengah laut.


Tidak lama setelah itu masyarakat turun melakukan pencarian sampai pukul 04.00 wib dini hari namun belum berhasil ditemukan.


"Saat ini proses pencarian terus dilakukan oleh tim gabungan (Masyakarat, Unsur Desa, Panglima Laut Ujung Sialit, Unsur Muspika, Satgas SAR Kepulauan Banyak) bahkan tim dari kantor SAR Nias turun membantu proses pencarian korban,"Kata Yudistira.

Close Tutup Iklan