Iklan

Selasa, 02 Desember 2025, 19.24.00 WIB
ACEH SINGKIL

Distribusi Sembako Sempat Dihentikan Secara Mendadak, Bupati Aceh Singkil Disorot: “Prioritasnya di Mana?”

Iklan

Proses Sesaat Hendak Mendistribusikan Sembako kepada Warga Terdampak Banjir di Wilayah Kecamatan Singkil dan Singkil Utara dari Kantor BPBD, Pulo Sarok kecamatan Singkil, Selasa (2/12/2025)

Aceh Singkil – Aroma tidak sedap menyeruak dari pusat penanganan banjir Aceh Singkil. Di tengah warga yang masih berjuang mencari pasokan pangan, Bupati Aceh Singkil, Safriadi Oyon, disebut-sebut menghentikan sementara distribusi bantuan sembako yang tersimpan di Kantor BPBD Aceh Singkil, Pulo Sarok, Selasa (2/12/2025).


"Penundaan itu informasi yang berhasil saya himpun di lokasi itu terjadi saat para kepala desa sudah berkumpul, mobil - mobil pengangkut sudah standby, dan ratusan paket sembako hanya tinggal menunggu komando angkut ke lapangan untuk wilayah kecamatan Singkil, Singkil Utara, dan Kuala Baru,"kata Sekjen Aliansi Muda Penggerak Aceh Singkil (AMPAS) Budi Harjo 


Namun alur distribusi mendadak terhenti setelah Bupati memberi instruksi melalui telepon. Pejabat teknis yang awalnya siap menyalurkan bantuan disebut tak berkutik.


Menurut sumber internal lanjut Budi, alasan penundaan itu karena Bupati ingin menyerahkan bantuan secara simbolis. Padahal pada waktu bersamaan, ia sedang hadir dalam rapat persiapan penyambutan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Aula kantor Desa Rimo, kecamatan Gunung Meriah, sebagai posko bersama penanggulangan bencana kabupaten Aceh Singkil.


Keputusan tersebut memicu kemarahan warga. Dalam kondisi banjir yang belum pulih, logistik tertahan hanya demi seremoni dianggap tindakan yang tak punya empati.


“Yang dibutuhkan warga itu makanan, bukan panggung dan kamera. Ada desa yang perut warganya sudah kosong sejak pagi,” tegas seorang warga Singkil.


*Bantuan Menumpuk, Distribusi Terhambat*


Di gudang BPBD, bantuan terus bertambah. Sembako yang menumpuk sebagian besar berasal dari Pemerintah Aceh dan Bulog—sekitar 30 ton beras, mie instan, dan kebutuhan pokok lainnya. Bantuan tambahan dengan volume serupa kabarnya akan kembali masuk dalam beberapa hari ke depan.


Namun stok itu tidak bergerak secepat kebutuhan warga. Beberapa desa bahkan mengaku baru mendapat jatah seadanya, sementara banjir telah berlangsung lebih dari sepekan.


“Karung-karung beras itu tidak ada gunanya kalau hanya jadi pajangan di gudang,” keluh seorang relawan.


*Dikaitkan dengan Aktivitas Wakil Bupati*


Penundaan penyaluran bantuan ini juga memunculkan dugaan lain: ketegangan politik internal.


Wakil Bupati Aceh Singkil, Hamzah Sulaiman, dalam beberapa hari terakhir justru aktif turun langsung membagikan bantuan ke sejumlah kecamatan. Aksinya mendapat perhatian warga dan relawan di lapangan.


Sumber yang dekat dengan lingkaran pemerintahan menyebut, aktivitas Wakil Bupati itu diduga menimbulkan “ketidaksenangan” pihak tertentu. Spekulasinya: Bupati tidak ingin Wakil Bupati tampil lebih menonjol dalam penanganan banjir.


“Kalau penanganan bencana saja masih dipakai alat bersaing, ya tamatlah daerah ini,” ujar Budi geram.


*Hubungan yang Sudah Lama Retak*


Informasi mengenai retaknya hubungan Safriadi Oyon dan Hamzah Sulaiman bukan barang baru. Para pejabat SKPK, politisi, hingga sejumlah tokoh daerah sudah lama membicarakannya—meski selalu dibantah secara formal.


Namun untuk pertama kalinya, ketegangan itu diduga berdampak langsung kepada pelayanan publik, bahkan pada situasi paling genting: bencana banjir besar.


Jika dinamika internal ini benar memengaruhi kecepatan birokrasi, maka warga Aceh Singkil sedang menghadapi bukan hanya musibah alam, tetapi juga musibah kepemimpinan.


*Akhirnya didistribusikan*


Tidak lama kemudian lanjut Budi informasi yang diterimanya pendistribusian dilanjutkan. "Entah apa yang terjadi, tiba - tiba sudah boleh didistribusikan. Mungkin sudah ada orang terdekat bahwa situasi dilapangan sudah mulai panas yang pada akhirnya di beri restu Bupati,"katanya.

Close Tutup Iklan