Iklan

Sabtu, 25 November 2023, 22.19.00 WIB
PENDIDIKAN

Kisah Juahiriah: Guru Pejuang yang Berkarya dengan Hati Meski Terpaan Hidup yang Sulit

Iklan
Juhairiah mengajar siswa membaca


Aceh Singkil - Dalam kehidupan, kadang kala ada cerita yang mengharukan dan memotivasi. Begitu pula dengan kisah Juahiriah, seorang guru wanita di Aceh Singkil, yang sudah belasan tahun mengabdi di dunia pendidikan. Namun, di balik pengabdiannya, ia terpaksa bekerja serabutan demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Juahiriah, seorang guru honor di Sekolah Dasar Negeri Pangi, Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Aceh Singkil, menceritakan betapa sulitnya kehidupan yang dihadapinya. Honor yang diterimanya masih jauh dari kata layak, hanya sebesar Rp.250.000 per bulan, hal ini membuatnya terpaksa mengambil pekerjaan tambahan setelah mengajar, untuk memastikan kebutuhan hidup dua anaknya terpenuhi.

Walaupun terbiasa menjalani hari-hari dengan kekurangan, setiap pagi, Juahiriah dengan penuh semangat menghabiskan waktu untuk mengajar para siswa kesayangannya di kelas 4 SD Negeri Pangi. Pengalaman mengajarnya dimulai sejak tahun 2009 di sebuah TK swasta, pindah ke SD Mandumpang tahun 2013, lalu pindah lagi ke SMP Sanggaberu Silulusan. Sejak tahun 2023, ia mulai mengajar di SD Pangi.

Meski sudah belasan tahun mengabdi, nasib belum berpihak padanya. Beberapa upaya mendaftar seleksi ASN yang dilakukannya belum membuahkan hasil positif. Ia belum berhasil lolos ujian seleksi ASN, sementara seluruh angkatannya sudah berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).

Kondisi tersebut memaksa Juahiriah untuk bekerja serabutan setelah jam mengajar. Ia menjadi penyetrika baju tetangga dan membantu membungkus kripik. Meski penghasilannya tidak seberapa, usaha tersebut menjadi penopang hidup untuk memenuhi kebutuhan dua anaknya. Terlebih lagi, setelah suaminya meninggal pada tahun 2014, ia harus menjadi tulang punggung keluarga.

Juahiriah pernah mencoba mengikuti ujian ASN beberapa kali, namun keterbatasan waktu karena jam mengajar yang tidak linier membuatnya kesulitan mendaftar. Hal ini membuatnya kehilangan peluang untuk segera berstatus ASN demi kebutuhan anak-anaknya.

Meski dihadapkan pada kenyataan yang sulit, Juahiriah tetap menjalani kesehariannya dengan penuh semangat dan keikhlasan. Ia tetap melanjutkan tugasnya sebagai seorang guru, mengajar dengan sepenuh hati. Ia terus berharap suatu hari nanti dapat menyusul teman-temannya yang sudah berstatus ASN.

Kisah perjuangan Juahiriah bukan hanya tentang hidup sehari-hari yang sulit, tetapi juga tentang kecintaannya pada dunia pendidikan. Semangat dan keberanian Juahiriah di tengah keterbatasan memberikan inspirasi bagi banyak orang, mengajarkan kita bahwa kehidupan tidak selalu mudah, namun dengan tekad dan semangat yang kuat, kita dapat menghadapi segala rintangan.

Close Tutup Iklan